Kisah kunci apato ...(sebaiknya kunci dibikin duplikat/spare)
Selama 2,5 tahun tinggal di Nagaoka , sudah tiga apato saya tinggal. Di apato pertama dan kedua selalu sama agen apato diberi kunci dua buah, jadi ada sparenya. Nggak tahu kenapa, apato yang ketiga ini cuma dikasih stu buah kunci. Kebetulan beberapa bulan ini, pak Makbul (Dr. Eng Makbul) ikut tinggal di rumah bersama. Karena pak Makbul tidak terlalu lama tinggal di rumah (beberapa bulan saja, rencana semula), maka kunci apato tidak diduplikat. Jadi kalau salah satu keluar rumah, kunci ditaruh di dalam kotak pos surat..(ssst jangan bilang2 lho..entar diambil orang lain hehe). Cuma ada resikonya seperti cerita berikut:
Cerita yang pertama, ketika pak Makbul nyangkul malem/sore hari. Biasanya berangkat jam 6 sore jadi saya masih di kampus. Sehingga kunci ditaruh ditempat "rahasia". Pernah suatu saat pak Makbul kelupaan (mungkin terburu-buru), kunci terbawa ke pabrik. Langsung telpun saya yang untung masih di kampus. Dan untung lagi, pak Makbul jam 9-10 malem ada istirahat..jadi bisa pulang dulu ke apato mbalikin kunci. Sehingga saya "sebaiknya" pulang setelah jam 9. Untung ada bis jam 9:17 malem. Tapi lebih untung lagi saat itu ada bondry yang bisa ditebengin pulang pake mobil. Jadi akhirnya sesuai skenario pak Makbul pulang ke rumah jam 9-an untuk naruh kunci, dan saya pulang setelah itu...it's ok for that time.
Lha ini cerita yang kedua. Hari itu tgl 31 januari 2005, rencananya malam hari pak Makbul mau pulang ke Malasyia. Jam setengah lima sore, tepat setelah saya sholat ashar di lab, hp saya bunyi kring..kring..Ada telepon dari pak Makbul. Pak Makbul bilang kalau kuncinya hilang/jatuh dimana gak tahu. Dia gak bisa masuk rumah, mungkin kunci jatuh dari jaket waktu di JUSCO, HARDOFF atau 100-en shop DAisho. Soalnya udah dicari di mobil nggak ketemu. Terus pak makbul bilang mau dicari dulu di tempat tadi.
Beberapa saat..telpun berdering lagi..dari pak Makbul bilang kalau kayaknya sulit untuk mencarinya. Dan saya bilang kalau kantor yang punya apato/agennya tutup jam 5 sore. Sehingga buru-buru pak Makbul jemput saya di kampus. Untung yang punya apato rumah/kantornya dekat apato. Jadi menghemat waktu.
Sekitar jam 16:45 sore pak Makbul sampai di pertigaan belakang kampus dan saya sudah nunggu di sana. Langsung tancap gas balik lagi ke rumah yang punya apato di daerah shimoyama juga. Karena saking buru-burunya, lampu merah di perempatan belakang kampus diterobos, waktu iu kuning tapi sudah ke merah. Saya udah pasrah aja. Pas sampai tengah prapatan, mobil dari arah lainnya sudah mulai jalan. Untung masih bisa lolos.
Akhirnya sampai juga di kantor yang punya rumah. Dengan bahasa jepang seadanya saya bilang ke ibu Oyasan bahwa kunci apato ilang...dengan wajah yang dibikin susah hehe...bakat jadi pemain sinetron kali. Untung ada kunci spare di sana dan diberikan satu ke saya, sambil bilang tolong dicari lagi ya kunci yang hilang, kalau nanti tidak ketemu sebaiknya/harus (saya kurang paham bahas jepangnya: harus atau sebaiknya) kuncinya dibuat baru untuk menghindari "dorobo" (pencuri).
Dan dengan kunci serep tadi berhasillah saya dan pak Makbul masuk ke apato. Lalu pak Makbul buru-buru sholat ashar karena waktunya hampir habis. Dan diputuskan setelah itu akan melakukan pencarian kunci ke tempat-tempat tadi, supaya tidak perlu ganti kunci baru seperti saran yang punya rumah.
Pertama-tama kita cari di HArdoff, ditelusuri dari tempat parkir sampai ke kasirnya. Ditanyakan ke kasir tentang barang yang hilang. Ternyata di kasir ini sudah ada tempat khusus barang2/kunci yang ilang. Lalu diambilkan dan ditunjukkan beberapa kunci yang ada disitu. Dilihat satu persatu, ternyata tidak ada yang punya kita.
Berikutnya ke JUSCO. Di sini ditanyakan ke kasir yang tadi pak Makbul beli Roti. Sama kasir disuruh menghubungi "service counter" di depan. Lalu kita pun ke service counter. Ibu di konter ini lihat catatan barang ilang/ketinggalan hari ini. Ternyata tidak/belum ada. Lalu menawarkan gimana kalau dicatat no telpunya nanti kalau ada berita akan dihubungi. Menurut saya gak perlu lah (soalnya kalau nelpun saya, saya malah buingung ..maklum nihongo masih hai-hai doang hehe).
Tinggal satu tempat lagi, yaitu 100-en shop di depan JUSCO. Di sini pun kasir bilang kalau gak ada. Ya akhirnya diputuskan untuk pulang. Pas masuk di dalam mobil, saya bilang lagi jangan-jangan di dalam mobil. Terus saya rogoh bagian bawah jok/kursi depan (setir) di bagian depannya. Pak Makbul pun ikut merogoh bawah jok tsb yg bagian belakangnnya....ATTA kata pak Makbul..Artinya ada kuncinya dibawah jok..hehe kita pun senyum bahagia..kayak nemu apa aja. Ya akhirnya saya bilang pak Makbul, mungkin proses nyarinya memang gitu harus muter2 dulu ke HArdoff, JUSCO, 100-en..eee tibae nang ngisor jok (ee ternyata di bawah jok).
GAra-gara kita nyari2 di toko2 tsb, kita dapat "image" bahwa di toko2 tsb memang ada sistem/servis untuk barang-barang ketinggalan. salut lah..semoga ditiru juga nanti di Indonesia. Setelah saya diantar kembali ke lab., saya mikir besok kan mau bayar uang sewa apato (yachin) ke yang punya rumah, gimana cara bilang "sudah ketemu " dalam bhs jepangnya. Jadilah saya Buzz ardian nanyain apa nihonggo-nya sudah ditemukan. KAtanya "mitsumarimashita"..Dihapallah istilah ini untuk dipake esok harinya..hihi
Above all, memang sebaiknya kunci apato atau kunci lainnya dibuat duplikat/spare.
Cerita yang pertama, ketika pak Makbul nyangkul malem/sore hari. Biasanya berangkat jam 6 sore jadi saya masih di kampus. Sehingga kunci ditaruh ditempat "rahasia". Pernah suatu saat pak Makbul kelupaan (mungkin terburu-buru), kunci terbawa ke pabrik. Langsung telpun saya yang untung masih di kampus. Dan untung lagi, pak Makbul jam 9-10 malem ada istirahat..jadi bisa pulang dulu ke apato mbalikin kunci. Sehingga saya "sebaiknya" pulang setelah jam 9. Untung ada bis jam 9:17 malem. Tapi lebih untung lagi saat itu ada bondry yang bisa ditebengin pulang pake mobil. Jadi akhirnya sesuai skenario pak Makbul pulang ke rumah jam 9-an untuk naruh kunci, dan saya pulang setelah itu...it's ok for that time.
Lha ini cerita yang kedua. Hari itu tgl 31 januari 2005, rencananya malam hari pak Makbul mau pulang ke Malasyia. Jam setengah lima sore, tepat setelah saya sholat ashar di lab, hp saya bunyi kring..kring..Ada telepon dari pak Makbul. Pak Makbul bilang kalau kuncinya hilang/jatuh dimana gak tahu. Dia gak bisa masuk rumah, mungkin kunci jatuh dari jaket waktu di JUSCO, HARDOFF atau 100-en shop DAisho. Soalnya udah dicari di mobil nggak ketemu. Terus pak makbul bilang mau dicari dulu di tempat tadi.
Beberapa saat..telpun berdering lagi..dari pak Makbul bilang kalau kayaknya sulit untuk mencarinya. Dan saya bilang kalau kantor yang punya apato/agennya tutup jam 5 sore. Sehingga buru-buru pak Makbul jemput saya di kampus. Untung yang punya apato rumah/kantornya dekat apato. Jadi menghemat waktu.
Sekitar jam 16:45 sore pak Makbul sampai di pertigaan belakang kampus dan saya sudah nunggu di sana. Langsung tancap gas balik lagi ke rumah yang punya apato di daerah shimoyama juga. Karena saking buru-burunya, lampu merah di perempatan belakang kampus diterobos, waktu iu kuning tapi sudah ke merah. Saya udah pasrah aja. Pas sampai tengah prapatan, mobil dari arah lainnya sudah mulai jalan. Untung masih bisa lolos.
Akhirnya sampai juga di kantor yang punya rumah. Dengan bahasa jepang seadanya saya bilang ke ibu Oyasan bahwa kunci apato ilang...dengan wajah yang dibikin susah hehe...bakat jadi pemain sinetron kali. Untung ada kunci spare di sana dan diberikan satu ke saya, sambil bilang tolong dicari lagi ya kunci yang hilang, kalau nanti tidak ketemu sebaiknya/harus (saya kurang paham bahas jepangnya: harus atau sebaiknya) kuncinya dibuat baru untuk menghindari "dorobo" (pencuri).
Dan dengan kunci serep tadi berhasillah saya dan pak Makbul masuk ke apato. Lalu pak Makbul buru-buru sholat ashar karena waktunya hampir habis. Dan diputuskan setelah itu akan melakukan pencarian kunci ke tempat-tempat tadi, supaya tidak perlu ganti kunci baru seperti saran yang punya rumah.
Pertama-tama kita cari di HArdoff, ditelusuri dari tempat parkir sampai ke kasirnya. Ditanyakan ke kasir tentang barang yang hilang. Ternyata di kasir ini sudah ada tempat khusus barang2/kunci yang ilang. Lalu diambilkan dan ditunjukkan beberapa kunci yang ada disitu. Dilihat satu persatu, ternyata tidak ada yang punya kita.
Berikutnya ke JUSCO. Di sini ditanyakan ke kasir yang tadi pak Makbul beli Roti. Sama kasir disuruh menghubungi "service counter" di depan. Lalu kita pun ke service counter. Ibu di konter ini lihat catatan barang ilang/ketinggalan hari ini. Ternyata tidak/belum ada. Lalu menawarkan gimana kalau dicatat no telpunya nanti kalau ada berita akan dihubungi. Menurut saya gak perlu lah (soalnya kalau nelpun saya, saya malah buingung ..maklum nihongo masih hai-hai doang hehe).
Tinggal satu tempat lagi, yaitu 100-en shop di depan JUSCO. Di sini pun kasir bilang kalau gak ada. Ya akhirnya diputuskan untuk pulang. Pas masuk di dalam mobil, saya bilang lagi jangan-jangan di dalam mobil. Terus saya rogoh bagian bawah jok/kursi depan (setir) di bagian depannya. Pak Makbul pun ikut merogoh bawah jok tsb yg bagian belakangnnya....ATTA kata pak Makbul..Artinya ada kuncinya dibawah jok..hehe kita pun senyum bahagia..kayak nemu apa aja. Ya akhirnya saya bilang pak Makbul, mungkin proses nyarinya memang gitu harus muter2 dulu ke HArdoff, JUSCO, 100-en..eee tibae nang ngisor jok (ee ternyata di bawah jok).
GAra-gara kita nyari2 di toko2 tsb, kita dapat "image" bahwa di toko2 tsb memang ada sistem/servis untuk barang-barang ketinggalan. salut lah..semoga ditiru juga nanti di Indonesia. Setelah saya diantar kembali ke lab., saya mikir besok kan mau bayar uang sewa apato (yachin) ke yang punya rumah, gimana cara bilang "sudah ketemu " dalam bhs jepangnya. Jadilah saya Buzz ardian nanyain apa nihonggo-nya sudah ditemukan. KAtanya "mitsumarimashita"..Dihapallah istilah ini untuk dipake esok harinya..hihi
Above all, memang sebaiknya kunci apato atau kunci lainnya dibuat duplikat/spare.
<< Home