From "perpus" to "a new paradigm of taman bacaan anak
Dua hari ini saya bolak-bali ke perpustakaan Gidai (NUT) untuk meminjam buku. Maklum sudah 2,5 tahun di sini, belum pernah pinjam buku. Biasanya sih cukup fotokopi di perpus saja. Karena sesuatu hal (apakah itu?...takut bukunya dipinjem orang hehe). Soalnya kalau pinjam sekarang masa mbalikinnya awal april nanti. Jadi harus nunggu lama kalau keburu dipinjam orang.
Setalah nanya-nanya prosedurnya ama bondry (sambil chatting), pergilah saya ke perpus. Setelah dapat buku yang diinginkan (Digital Image Processing-Gonzalez), saya cari lagi buku lain yang ada kaitannya dengan Pattern Recognition di online catalognya (OPAC) perpus. Ada buku menarik (judulnya), sama tahunnya baru 2005. Jadi saya cari2 di rak..ee ternyata gak ada. ya sudahlah.
Akhirnya hanya satu buku yg akan dipinjem. Tibalah giliran proses pinjam pake alat yang belum pernah saya pakai. Kata bondry gampang sih tinggal masukin kartu , buku ditaruh dengan "kode" menghadap ke atas biar discan , terus pencet tombol. Dipraktekkan semuanya..cuma bingung juga naruh bukunya, posisinya gimana? lalu ditaruh asal aja asal "kode" menghadap keatas.
Kayaknya bisa juga, soalnya di layar terbaca "ok". ee tiba-tiba didatangi petugas perpus, dia bilang coba diulangi lagi soalnya posisi bukunya salah. Lalu ditaruhnya buku pada posisi yang "benar" atau "umumnya". Ternyata error "buku gak bisa dipinjam" artinya emang proses yang sebelumnya tadi udah bener. Maka petugas pun bilang "sumimasen" (maaf)..
Selanjutnya saya ke konter petugas perpus (malam itu, yang tugas jaga mahasiswa asing yang lagi baito "part time job"). Menanyakan buku yang saya cari kok di rak nggak ada. Dengan baik hati, mbaknya (padahal bukan orang ina) bantu lihat ke rak di atas untuk mencarinya. Emang ternyata gak ada, padahal dicek di database, bukunya gak ada yang pinjam.
Lalu dia bilang, biar nanti dicari dulu, entar kalau sudah ada dihubungi. Jadi dia minta nama, no telp, sama email. Untung minta email, soalnya kalau cuma no telp, etrus nanti kalau hubungi saya dengan telpun kan pake nihongo..wah jadi susah kalo udah gini.
Esok harinya, pas nyampe kampus siang hari, udah ada email dari perpus tentang buku yg cari itu..ini kutipan emailnya:
Yang menarik adalah pengirimnya nerjemahin juga ke bhs Inggris. Soalnya dulu awal-awal saya datang disini, pernah dapat email dari perpus hanya pake kanji saja. Terus saya reply kalau gak ngerti, baru dibalas lagi dengan bhs Inggris. Kalau yang satu ini ada inggrisnya jadi iii..neee.
Sebenarnya yang ingin diungkapan disini adalah betapa bagusnya servis di perpus sini. Mulai dari pelayanan dari petugas sampai ke sistemnya yang online dan nyaman. Pokoknya puas deh.
Jadinya terus ngobrol/chating sama bondry, sampai kepikiran ide buat seperti taman bacaan anak-anak di Indonesia tapi didesain sedemikian rupa sehingga anak-anak tidak bosan untuk datang di "Taman bacaan" tersebut. Baru ide sih, belum jelas juga bagaimana bentuknya..tapi yang penting ada ide dulu yang menarik.
Ada dua hal yang menarik, yaitu secara bisnis pangsa pasar anak-anak (jumlahnya banyak di Ina) adalah "untung" secara perspesktif bisnis, tapi yang lebih penting lagi adalah upaya untuk "mendidik" anak-anak kita ke dalam suatu "nuansa" yang lebih bagus. Bagaimana jelasnya..nanti dipikir lagi.
Sekarang sih pokoknya ada ide yang menarik dan bagus, dicatat dulu di blog ini supaya tidak lupa..Entar bisa direview lagi...
Begitu...
Setalah nanya-nanya prosedurnya ama bondry (sambil chatting), pergilah saya ke perpus. Setelah dapat buku yang diinginkan (Digital Image Processing-Gonzalez), saya cari lagi buku lain yang ada kaitannya dengan Pattern Recognition di online catalognya (OPAC) perpus. Ada buku menarik (judulnya), sama tahunnya baru 2005. Jadi saya cari2 di rak..ee ternyata gak ada. ya sudahlah.
Akhirnya hanya satu buku yg akan dipinjem. Tibalah giliran proses pinjam pake alat yang belum pernah saya pakai. Kata bondry gampang sih tinggal masukin kartu , buku ditaruh dengan "kode" menghadap ke atas biar discan , terus pencet tombol. Dipraktekkan semuanya..cuma bingung juga naruh bukunya, posisinya gimana? lalu ditaruh asal aja asal "kode" menghadap keatas.
Kayaknya bisa juga, soalnya di layar terbaca "ok". ee tiba-tiba didatangi petugas perpus, dia bilang coba diulangi lagi soalnya posisi bukunya salah. Lalu ditaruhnya buku pada posisi yang "benar" atau "umumnya". Ternyata error "buku gak bisa dipinjam" artinya emang proses yang sebelumnya tadi udah bener. Maka petugas pun bilang "sumimasen" (maaf)..
Selanjutnya saya ke konter petugas perpus (malam itu, yang tugas jaga mahasiswa asing yang lagi baito "part time job"). Menanyakan buku yang saya cari kok di rak nggak ada. Dengan baik hati, mbaknya (padahal bukan orang ina) bantu lihat ke rak di atas untuk mencarinya. Emang ternyata gak ada, padahal dicek di database, bukunya gak ada yang pinjam.
Lalu dia bilang, biar nanti dicari dulu, entar kalau sudah ada dihubungi. Jadi dia minta nama, no telp, sama email. Untung minta email, soalnya kalau cuma no telp, etrus nanti kalau hubungi saya dengan telpun kan pake nihongo..wah jadi susah kalo udah gini.
Esok harinya, pas nyampe kampus siang hari, udah ada email dari perpus tentang buku yg cari itu..ini kutipan emailnya:
From: "order3"
To: a_aryu@...
Sent: Thursday, February 02, 2006 8:39 AM
Subject: From Library
お探しの本が見つかりました。
図書館カウンターで保管しておりますので取りに来てください。
The book you are looking for is found.
Please come to the Library to pick up rental book.
Title: Handbook of geometric computing
Thank you.
The Library.
Yang menarik adalah pengirimnya nerjemahin juga ke bhs Inggris. Soalnya dulu awal-awal saya datang disini, pernah dapat email dari perpus hanya pake kanji saja. Terus saya reply kalau gak ngerti, baru dibalas lagi dengan bhs Inggris. Kalau yang satu ini ada inggrisnya jadi iii..neee.
Sebenarnya yang ingin diungkapan disini adalah betapa bagusnya servis di perpus sini. Mulai dari pelayanan dari petugas sampai ke sistemnya yang online dan nyaman. Pokoknya puas deh.
Jadinya terus ngobrol/chating sama bondry, sampai kepikiran ide buat seperti taman bacaan anak-anak di Indonesia tapi didesain sedemikian rupa sehingga anak-anak tidak bosan untuk datang di "Taman bacaan" tersebut. Baru ide sih, belum jelas juga bagaimana bentuknya..tapi yang penting ada ide dulu yang menarik.
Ada dua hal yang menarik, yaitu secara bisnis pangsa pasar anak-anak (jumlahnya banyak di Ina) adalah "untung" secara perspesktif bisnis, tapi yang lebih penting lagi adalah upaya untuk "mendidik" anak-anak kita ke dalam suatu "nuansa" yang lebih bagus. Bagaimana jelasnya..nanti dipikir lagi.
Sekarang sih pokoknya ada ide yang menarik dan bagus, dicatat dulu di blog ini supaya tidak lupa..Entar bisa direview lagi...
Begitu...
<< Home